PEMKAB BELU BERKOMITMEN LINDUNGI WARGA BELU DARI ANCAMAN RESIKO BENCANA

ATAMBUA – Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus, Sp.PD-KGEH, FINASIM membuka secara resmi Workshop Sistem Kesiapsiagaan Pertanian dan Bencana Bersama Pemerintah Daerah Belu yang berlangsung di Aula Hotel Nusantara Dua Atambua, Selasa 31 Januari 2023.

Workshop tersebut terlaksana atas kerja sama Pemerintah Daerah Kabupaten Belu bersama USAID, Catholic Relief Services (CRS), CIS Timor dan Inovastek Glomatra Indonesia dengan membahas Penyusunan Rencana Aksi terkait Kesiapsiagaan dan Respon Bencana di Level Kabupaten.

Dalam kebijakan Penanggulangan Bencana, Rencana Aksi untuk Pengurangan Risiko Bencana (RA PRB) merupakan dokumen yang tidak terpisah dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) maupun Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

RA PRB merupakan rencana prioritas bagi usaha pemerintah untuk melindungi warganya dari ancaman dan risiko bencana yang di semua tahapan atau siklus penanggulangan bencana (Pra Bencana, Saat bencana dan Pasca Bencana).

Sebagaimana dokumen perencanaan daerah, RA PRB harus disusun secara partisipatif dalam musyawarah di kabupaten sebagai rujukan bagi penyusunan RPJM dan RKP Kabupaten.

Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus mengatakan, kegiatan sistem kesiapsiagaan pertanian dan bencana ini sangat penting bagi kehidupan kita. Oleh karena itu, jangan dianggap bencana sebagai hal yang biasa-biasa saja, tetapi sains of crisisnya harus benar-benar diperhatikan.

“Dengan demikian, kepekaan, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan, harus direncanakan sebaik mungkin dalam menghadapi krisis yang dilakukan secara tangkas, tepat sasaran dan tidak bertele-tele pada sebuah keputusan yang dilandaskan prinsip kemanusiaan dan saling menghargai,” katanya.

Lanjut Bupati, menghadapi sains of crisis, kita harus punya sikap dan komitmen yang sama untuk tidak memposisikan bencana sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.

“Terima kasih kepada CRS yang telah menyelenggarakan kegiatan ini dan Pemerintah Kabupaten Belu harus menyikapi dan berkolaborasi untuk menemukan solusi untuk kebaikan bersama,” tukasnya.

Disampaikan Bupati Belu, kegiatan CRS hari ini membantu kita untuk mengenali risiko penyadaran akan penanggulangan resiko bencana dan lain-lain.

“Begitu dikomando semua bergerak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Berbagai potensi kerawanan bencana yang ada di daerah ini harus disampaikan kepada Bupati, melalui instansi terkait seperti BPBD atau BP4D untuk segera ditangani,” tandasnya.

Sistem Kesiapsiagaan Pertanian dan Bencana, menurut Bupati Belu dibangun menggunakan teknologi prediksi iklim untuk curah hujan dan cuaca dengan akurasi tinggi, dilengkapi dukungan data satelit dan data lapangan.

“Seluruh data diproses dan dianalisis secara otomatis dengan dukungan Sistem Komputasi Spesifikasi Tinggi, menghasilkan Kalender Tanam dan Potensi Bahaya Hidrometeorologi yang lebih aman dan terkontrol,” terangnya.

Aplikasi ini menurut Bupati, sudah sangat membantu mendeteksi bencana dan menuntun kita dalam persiapan lahan pertanian dan jenis hama.

“Para PPL harus tahu menginput informasi melalui aplikasi ini, sehingga petani-petani kita secara cepat merespon dan segera melakukan penyiapan lahan,” ujarnya. (prokopimbelu)

Scroll to Top